.

Landasan Bandara Terancam Abrasi



SEMARANG, suaramerdeka.com - Abrasi pantai utara Semarang, tepatnya di pantai Maron, setiap tahun mencapai 50 meter. Apabila dibiarkan berlarut-larut akan mengancam kekokohan landasan pacu bandara yang jaraknya kini hanya sekitar 1 kilometer dari bibir pantai.
Pernyataan itu disampaikan Komandan Landasan Udara Angkatan Darat (Danlanumad) A Yani, Kolonel CPN Catur Puji Santoso usai pantauan melalui udara hasil penanaman pohon mangrove oleh PT Phapros, kemarin.
Dilihat dari atas, bibir pantai semakin dekat ke landasan bandara. ”Patok yang kami pasang setahun lalu kini sudah hampir tenggelam dan air laut menjorok sekitar 50 meter atau mendekati bandara,” ungkap Catur.
Pantauan menggunakan helikopter tersebut diikuti Direktur Keuangan PT Phapros Sutiyono, Asisten II Pemprov Jateng Sri Puryono, dan Kepala Dinas Kehutanan Jateng Oman Djuharna.
Menurut Catur, mengatasi parahnya abrasi tersebut adalah membuat talut di bibir pantai. Akan tetapi, kata dia, cara itu hanya akan menggeser wilayah abrasi ke arah Mangkang. ”Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan menanam mangrove di sepanjang bibir pantai Maron,” kata Catur.
Dia menjelaskan, pantai Maron 32 hektare dan yang ditanami mangrove baru sekitar 10 hektare.
Artinya, baru sekitar 30 persen pantai yang terlindungi mangrove, sementara 70 persen sisanya masih rawan terkena abrasi.
”Enam bulan lalu PT Phapros sudah menanam 137 ribu pohon yang menjangkau 10 hektare dan kini sudah tumbuh sekitar satu meter, cukup efektif mengurangi abrasi. Oleh karena itu kami berharap ada perusahaan atau BUMN lain di Semarang yang mau peduli,” katanya.
Direktur Keuangan PT Phapros Sutiyono mengungkapkan, pihaknya akan terus melakukan penghijauan dengan menanam mangrove di Pantai Maron dan tentunya dengan menggandeng mitra kerja. ”Tahun ini kami harapkan bisa menanam 200 ribu pohon.”
Menurutnya, selain bekerja sama dengan pihak Penerbad dan Lanumad A Yani, pihaknya menggandeng sejumlah komunitas untuk melakukan penanaman pohon itu. ”Mitra kerja Phapros sudah menyumbang dalam bentuk dana untuk pembelian bibit,” ujarnya.
Dia menambahkan, program penanaman mangrove ini juga memiliki dampak ekonomis bagi petani. Sebab, setiap bibit dibeli dari petani Rp 1.000. Jika jumlah itu dikalikan 200 ribu pohon akan ada perputaran uang yang cukup besar bagi petani di wilayah ini.
Asisten II Pemprov Jateng Sri Puryono mengatakan, pihaknya akan mendukung program penghijauan mangrove di pantai utara Semarang ini dengan menggandeng swasta.
”Abrasi ini, bila dibiarkan, akan membahayakan bandara, sementara bandara ini akan terus dikembangkan menjadi bandara andalan Jateng,” katanya.

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *