SEMARANG, suaramerdeka.com - Pengelola Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Bogor, Jawa Barat, dikabarkan menjajaki investasi di proyek Jateng Park. DPRD Jateng menyambut baik penjajakan itu karena TSI berpengalaman mengelola satwa, baik di Bogor maupun di TSI II Prigen, Jawa Timur.
Ketua Komisi B DPRD Jateng Moch Wasiman mengatakan, dirinya mendapat informasi dari Perhutani terkait rencana itu. Direktur Taman Safari Indonesia Tony Sumampauw juga sudah bertemu petinggi Perum Perhutani.
’’Dari beberapa investor yang masuk, Tony Sumampauw dari Taman Safari yang paling serius,’’ kata Wasiman, kemarin.
Karena masih dalam tahap penjajakan, sejauh ini belum ada kesepakatan apa pun antara Perhutani dan TSI untuk mengelola lahan seluas 500 hektare di kawasan Hutan Wisata Penggaron Ungaran itu.
Meski demikian Wasiman optimistis, jika dikelola TSI, Jateng Park akan lebih memperhatikan aspek lingkungan dan ekosistem hutan. Pengalaman TSI mengelola satwa di Bogor dan Prigen bisa menjadi tolak ukur.
’’Tapi ada perbedaan, sebagian besar lahan di Prigen milik investor sendiri. Kalau Jateng Park kan seluruh lahannya milik Perhutani, jadi tetap harus ada kesepakatan dan sharing kedua belah pihak,’’ tegas politikus Partai Gerindra itu.
Perhutani Pusat
Kepala Perum Perhutani Unit I Jateng Teguh Hadi Siswanto menyatakan, belum mendengar penjajakan Jateng Park oleh TSI. Jika betul ada informasi itu, kemungkinan penjajakan dilakukan TSI ke Perhutani pusat. ’’Saya belum mendengar ataupun mendapat surat pemberitahuan dari direksi,’’ katanya melalui pesan singkat.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Oman Juharna menyatakan, sejauh ini belum ada investor yang akan menanamkan modalnya di proyek Jateng Park.
Sebelumnya, proyek itu akan digarap PT Botan Rahardjo Propertindo, tapi kandas setelah tidak disetujui Kementerian Kehutanan. Botan dinilai belum berpengalaman dalam mengelola satwa dan lemah dalam pendanaan.
ConversionConversion EmoticonEmoticon