SEMARANG, suaramerdeka.com - Kawasan Simpanglima menjadi tempat wisata baru bagi warga Kota Semarang. Hampir setiap sore dan malam hari, ribuan warga berkumpul di salah satu pusat perbelanjaan teramai di Kota Atlas ini.
Ada yang sekadar nongkrong di pinggir jalan, ada yang asik bermain, ada yang bermesraan dengan pasangannya dan ada juga pedagang yang memanfaatkan momen untuk mengeruk rezeki. Yang paling menonjol, tentu pemandangan lalu lalang anak muda yang memainkan sepatu roda dengan memutari pedestrian di seputar lapangan Pancasila itu.
Pedestrian lapangan, sejak beberapa bulan terakhir memang jadi venue sepatu roda baru bagi warga sekitar.
Selain sebagai wahana wisata, kawasan ini juga makin memanjakan pejalan kaki dan warga yang ingin mendapatkan haknya untuk berkreasi di malam hari. Tak hanya orang sehat, fasilitas ruang publik itu pun didesain untuk masyarakat difabel (cacat). Beberapa fasilitas sengaja dibangun Pemerintah Kota agar kaum difabel bisa merasakan suasana malam di tengah kota.
Keberhasilan Pemkot menciptakan ruang publik berwawasan hutan kota boleh diacungi jempol. Namun bukan tanpa kendala, ketika kawasan itu dipakai untuk pertunjukan yang mendatangkan massa banyak, lapangan Simpanglima menjadi kumuh oleh sampah.
Kering
Rumput hijau menjadi kering karena terinjak ribuan orang. Kejadian seperti ini sempat diprotes dan menjadi polemik berkepanjangan beberapa waktu lalu.
Permasalahan lain, jika tak digarap dengan baik, dikhawatirkan akan muncul masalah baru dengan semakin ramainya kawasan tersebut. Yang pertama, tentu masalah kemacetan lalu lintas. Dengan terciptanya sentra berkumpul masyarakat, tentu akan berakibat pada penumpukan kendaraan pribadi dan kerumunan massa. Banyaknya pedagang kaki lima di kawasan ini juga berdampak pada bertimbunnya sampah, dan ketidaknyamanan bagi masyarakat. Jika tak segera diantisipasi, hal itu akan berdampak pada kemacetan, yang pada akhirnya merugikan warga. Kasus kemacetan sudah dapat dirasakan beberapa warga, khususnya saat malam Minggu.
“Di simpanglima, seakan tak lagi akrab bagi pengendara kendaraan pribadi dan kendaraan umum saat malam Minggu. Akibat berdesakannya warga, jalur-jalur di kawasan ini akan macet total. Sedangkan masalah lain yang mungkin akan timbul adalah Kamtibmas. Dengan banyaknya masyarakat dengan berbagai latar belakang, rasa aman dan nyaman juga makin berkurang. Apalagi di lokasi ini sangat minim penjagaan dari petugas keamanan,” kata Teguh Supriyanto, warga Tembalang yang ditemui ketika bersantai bersama keluarga di selter simpanglima.
Belum lama ini, Plt Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengungkapkan, beragam potensi dan peluang investasi kerap ditawarkan kepada investor asing maupun lokal. Jenis peluang investasi beragam, mulai dari wisata, olahraga, pengembangan pasar tradisional, kesehatan, agrowisata, dan beberapa bidang bisnis lain.
ConversionConversion EmoticonEmoticon