.

Biografi Oei Tiong Ham, Raja Gula Asia dari Semarang


Oei Tiong Ham (bahasa Tionghoa Huáng Zhònghán; (Semarang, 1866 - Singapura, 1924) adalah pendiri perusahaan multinasional pertama di Asia Tenggara dan orang terkaya pada zamannya di kawasan itu. Selain itu, ia adalah pemimpin masyarakat Tionghoa di Semarang dan belakangan juga dikenal sebagai Raja Gula Asia.
Oei Tiong Ham dilahirkan pada tanggal 19 November 1866 di Semarang, Jawa Tengah sebagai anak kedua dari delapan orang anak di dalam keluarganya. Ayahnya bernama Oei Tjie Sien. Ia berasal dari daerah Tong An di Fujian, Republik Rakyat Tiongkok. Bertepatan dengan jaman Kaisar Tong Tie memerintah pada tahun kelima.
Ayahnya, Oei Tjie-sien (Huáng Zhìxìn) berhasil meletakkan dasar bagi imperium Oei Tiong Ham. Di Semarang ia membuka usaha dupa dan gambir. Pada tahun 1863 ia mendirikan Kongsi Kian-gwan (Jianyuan Gongsi) di Semarang, Jawa Tengah dengan modal sebesar 3 juta gulden. Kian-gwan Kongsi terutama mengekspor hasil-hasil bumi seperti gula dan ikan. Selian itu ia mengimpor teh dan sutra dari Tiongkok.
Antara tahun 1890 dan 1903 perusahaan ini secara total menghasilkan keuntungan sebesar 18 juta gulden.
Di bawah pimpinan Oei Tiong Ham, putra Oei Tjie Sien, Kian-gwan Kongsi berekspansi secara luas dan menjadi konglomerat multinasional pertama di Asia-Tenggara. Bisnis utama Oei Tiong Ham adalah yang mengekspor hasil bumi dan perdagangan opium.
Melalui pabrik gulanya itu, Oei kemudian mendirikan pabrik alkohol, tepung tapioka, perbankan, dan real estat. Ia juga membuka cabang usahanya di AS, Meksiko, Amsterdam, Amsterdam, Karachi, Shanghai, Malaysia, dan beberapa tempat lainnya di dunia.
Makmurnya industri gula ini, membuat Oei Tiong Ham tercatat sebagai kelompok bisnis terbesar di Asia sebelum Perang Dunia ke-II (1942-1945). Dengan ''Oei Tiong Ham Concern''-nya, pengusaha Tionghoa yang dikenal sebagai 'raja gula' di mancanegara, mendapat predikat orang terkaya di Asia. Padahal kala itu, belum ada satu pun di Asia yang menyandang gelar konglomerat. 

Kian-gwan Kongsi memiliki cabang di Bangkok, Kalkuta, Singapura, Hong Kong, Shanghai, London dan New York. Termasuk aset perusahaan ini adalah tanah dan pabrik-pabrik di pulau Jawa, sebuah bank, sebuah brocker di London. Selain itu ada pula sebuah armada kapal (dagang) yang didaftarkan di Singapura. Salah satu dari pabrik gulanya termasuk yang pertama dan terbesar di dunia. Selain itu, Kian Gwan di Thailand juga merupakan perusahaan pertama yg memiliki gedung bertingkat tinggi di tahun 1960-an di Jalan Suriwong dan terakhir di Jalan Sathorn (keduanya merupakan bisnis distrik seperti segitiga Emas Jakarta).

Keberhasilan Oei disebabkan oleh hubungannya yang baik dengan para penguasa kolonial Belanda, terutama Gubernur Jendral Belanda, Mr. Baron van Heeckeren. Selain itu dia juga merupakan orang Tionghoa perantauan pertama yang mengenakan setelan pakaian barat.

Oei Tiong Ham meninggal secara mendadak pada tahun 1924 karena serangan jantung, dengan meninggalkan lebih dari 18 istri dan anak-anak sejumlah lebih dari 50. Dia meninggalkan harta yang jumlahnya sekitar 200 juta Gulden Belanda. Namanya dulu diabadikan menjadi nama salah satu jalan besar "Oei Tiong Ham weg"di Kota Semarang yang sekarang adalah Jalan Pahlawan. Sisa-sisa kejayaannya juga masih terlihat seperti rumah kediamannya di jalan Kyai Saleh (sekarang STIMIK) dan kantor di jalan Kepodang, Kota Lama.

Dari berbagai sumber

1 komentar:

Klik untuk komentar
Unknown
admin
14 October 2016 at 02:54 ×

from the top of the list of Forbes's richest kings. Wealth king of the longest in the world in the holding power
togel sgp

Congrats bro Unknown you got PERTAMAX...! hehehehe...
Balas
avatar

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *