13 Juli 2012
SEMARANG, suaramerdeka.com - Konsep pengembangan kawasan Kota Lama di Semarang harus berkesinambungan dengan Lawang Sewu, Kauman, dan Pecinan. Sebab, pengembangan ini merupakan grand desain untuk lebih mengangkat potensi pariwisata di Kota Semarang.
Pernyataan itu diungkapkan Konsultan World Tourism Organization (UNWTO), Hans C Jacobsen, dalam Focus Group Discussion (FGD) "Managing the Old Town as Tourism Destination" di Gedung Marabunta, Jalan Cenderawasih 23 Semarang, Jumat (13/7).
"Sejauh ini, Lawang Sewu dan kawasan Tugu Muda telah menjadi ikon Kota Semarang. Kota Lama dengan warisan budayanya pun potensial menjadi destinasi wisata, termasuk juga kawasan Pecinan yang akan memberikan warna berbeda bagi wisatawan," katanya saat memaparkan materi tentang Pegembangan Kota Lama di Semarang.
Hal lain yang patut diperhatikan adalah bagaimana mempertahankan kondisi fisik bangunan kuno yang memiliki nilai sejarah, arsitektur, dan aktifitas terkini. Menurut dia, penataan titik penerangan, perabotan jalan, papan reklame, dan penunjuk jalan juga harus diupayakan. Untuk Gereja Blenduk, lalu lintas kendaraan bermotor di sekitarnya paling padat dan banyak pengunjung karena lingkungannya mendukung.
Namun, kondisi demikian membahayakan sehingga perlu dipikirkan rencana mengalihkan atau membuat rute baru bagi kendaraan bermotor. Dalam observasinya, Lawang Sewu sebagai pusat pengunjung bisa diintegrasikan dengan hotel berbintang lima, gedung pertemuan, dan museum.
Direktur Pengembangan Wisata MICE dan Minat Khusus, Kemenparekraf, Rizki Handayani menilai, jika Kota Lama dikembangkan atau direvitalisasi, ini bisa menjadi produk wisata ciri khas daerah setempat. "Pengembangan Kota Lama memang tak lepas dari sejarah, pasti juga banyak turis yang menanyakan fakta sejarahnya," katanya didampingi Kabid Pemasaran, Disbudpar Jateng, Trenggono.
ConversionConversion EmoticonEmoticon