.

2 Mei 1547; Calon Hari Jadi Kota Smg


Kawasan Kota Lama Tempo Dulu
ADA tiga alternatif Hari Jadi Kota Semarang yang telah disampaikan kepada DPRD Kodya Semarang untuk dibahas kemudian diputuskan salah satu diantaranya. Ketiga alternatif itu merupakan hasil dari panitya perumus yang dibentuk dengan SK Walikotamadya Semarang tgl. 15 Juni 1977. Alternatif pertama : tanggal 2 Mei 1547 erat hubungannya dengan sejarah kegiatan Ki Ageng Pandanaran II. Alternatif kedua : tanggal 6 Juli 1974, peristiwa penobatan Adipati Suroadimenggolo menjadi Bupati Semarang oleh Susuhunan Pakubuwono I. Alternatif ketiga : tanggal 1 April 1906 peristiwa terbentuknya ”Gemeente van Semarang” (kotamadya Semarang). Tentang alternative pertama : tanggal 2 Mei 1547, dijelaskan antara lain oleh drs. Susatyo Darnawi (anggota panitya perumus) didepan upacara penyerahan kemarin, bahwa Ki Pandanaran II diangkat sebagai Bupati Semarang oleh Sultan Hadiwijaya pada hari baik, bulan baik bagi orang Islam. Karena sejak masa memerintahkan Demak hari baik itu ialah peringatan Maulid Nabi Muhammad s.a.w., maka dapat diperkirakan Ki Pandanaran II atas restu Adipati Pajang, diangkat menjadi Bupati Semarang pada tanggal 12 Rabiulawal tahun 1547 M. Sejak saat itu secara resmi kota Semarang berdiri dengan pemerintahan seorang Bupati, Ki Pandanaran II. Tanggal 12 Rabiulawal tahun tersebut, ternyata bertepatan dengan tgl. 2 Mei (1547 M). Apabila diperlukan Suryasengkala bisa digunakan ”Wewarah Karya Marganing Hadi” yang artinya tahun 1547.

Penyebar Ajaran Islam
Tokoh Pandanaran II hidup dalam masa sebelum terjadi penjajahan. Dengan penyebaran agama Islam ke daerah Jateng bagian Selatan (Tembayat), berarti ia telah mempersatukan masyarakat daerah itu. Dari segi historis juga tidak dapat disangsikan lagi sejarah adanya Ki Pandanaran II, termuat dalam kitab-kitab sejarah, termasuk yang disusun oleh orang asing. Ki Pandanaran II rela meninggalkan sifat- sifat materialistisnya, rela melepaskan jabatan Bupati demi tugas yang lebih luhur sebagai penyebar agama Islam sampai menjadi  seorang Wali dengan gelar Sunan Tembayat. De Graff dalam bukunya ”Geschiedenis van Indonesie” halaman 97 menerangkan, kabupaten Semarang pada jaman Pandanaran II sangat indah. Itu berarti sudah ada planologi secara tradisionil. Dengan demikian bisa memenuhi  syarat ”mencerminkan citra (image) kota”. Masyarakat Semarang dan sekitarnya sejak dulu sampai sekarang sudah sangat mengenal tokoh Pandanaran. Mereka mengetahui ada makamnya di Mugas (petilasan) dan di Tembayat (daerah Klaten), bahkan tiap Jum’at Kliwon banyak yang menziarahinya. Demikian antara lain dikemukakan drs. Susatyo Darnawi. Dapat ditambahkan, panitya perumus terdiri dari ketua Mayjen (pwn) Soerjosoempeno dan anggota terdiri dari Samsuri Mastur SH, Moegiono SH, Satjipto Rahardjo SH, Drs Susatyo Darnawi dan Doctor Retmono.

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *