Suaramerdeka.com - SEJAK diberlakukan UU No 1/2009 tentang Penerbangan, lingkungan usaha kebandarudaraan telah mengalami perubahan paradigma mendasar. Pendapatan aeronautical tidak lagi menjadi sumber pemasukan utama.
PT Angkasa Pura tak lagi mengelola sumber pendapatan di bidang navigasi penerbangan atau aeronautical revenue. Pengelolaan diserahkan kepada Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (PPNPI).
Ya, peran bandara terus berubah seiring dengan peningkatan tuntutan masyarakat pengguna jasa serta pergerakan pesawat. Pengembangan PT Angkasa Pura ke depan pun akan didasari oleh ‘’Airport City Concept’’, wujud perubahan paradigma bisnis bandara.
Perubahan itulah yang menjadikan PT Angkasa Pura melakukan reformasi bisnis.
PT Angkasa Pura adalah perusahan jasa yang bergerak dalam bidang bandara yang meliputi pelayanan darat (land side) dan pelayanan udara (air side).
Sumber pendapatan BUMN tersebut berasal dari dua sumber, yakni, aeronautical revenues atau pendapatan yang diperoleh dari dari usaha yang terkait langsung dengan aktivitas penerbangan, serta non aeronautical revenues, yaitu pendapatan yang diperoleh dari usaha yang tidak berkaitan dengan aktivitas penerbangan.
Struktur pendapatan yang terlalu didominasi oleh aeronautical revenues tidak sehat, karena pertumbuhan pendapatan bukan karena bisnis yang diciptakan oleh perusahaan.
Perusahaan hanya menampung, melayani, dan mendapatkan bayaran dari pertumbuhan trafik yang terjadi. Fluktuasi produksi atau trafik penumpang, kargo, dan pesawat terjadi di luar kontrol manajemen.
Begitu pula struktur dan golongan tarif, ditetapkan oleh pihak regulator.
Terus mengandalkan pada pendapatan aeronautical berarti menempatkan perusahaan pada posisi yang bergantung kepada pihak lain.
Karena itu, bandara terkemuka di dunia terus-menerus meningkatkan non aeronautical revenues untuk mengganti dominasi aeronautical revenues dalam upaya menyehatkan struktur pendapatan atau bisnis.
Pendapatan non aeronautical itulah yang sekarang dibidik oleh PT Angkasa Pura I sebagai pengelola Bandara Internasional A Yani agar menjadi sumber pendapatan dominan.
Bandara di Ibu Kota Jateng itu mulai mengincar peluang usaha yang berpotensi; salah satunya melalui rencana menggandeng beberapa BUMN untuk mendirikan unit bisnis di lingkungan bandara.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional A Yani, Priyo Jatmiko, berharap reformasi bisnis dapat dilakukan bersamaan dengan penyelesaian perluasan bandara yang ditargetkan pada 2013.
Tahap Pengurukan
Rencananya, terminal penumpang baru dibangun seluas 75.000 meter persegi. Saat ini, pembangunan masuk tahap pengurukan tanah apron.
Kehadiran terminal baru dengan investasi sekitar Rp 1 triliun itu sudah digadang-gadang PT Angkasa Pura I untuk mengembangkan sayap bisnis, yaitu di bidang transportasi darat dan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Semua direncanakan menggandeng BUMN, antara lain DAMRI untuk angkutan bus dari bandara, dan Pertamina untuk SPBU. Selain itu, ada rencana membuka rute perjalanan internasional baru Semarang-Jeddah.
“Dalam waktu dekat, kami akan melengkapi sistem telekomunikasi di bandara dengan fasilitas wi-fi. Selama ini, fasilitas itu dan internet hanya ada di lounge, belum pada area publik,” jelas Priyo.
Dibandingkan dengan 2011, pertumbuhan Bandara Internasional A Yani mencapai 19,74%. Meski begitu, saat ini masih merugi. Pada 2011, kerugian yang ditanggung Rp 6 miliar.
Alasan merugi karena jumlah penumpang yang datang dan berangkat setiap hari masih sekitar 2.500 orang. Jumlah pendapatan dari penumpang melalui pembayaran airport tax atau pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) hanya menyumbang 10% pendapatan bandara. Adapun pendapatan non aeronautical menyumbang 75%.
Melalui reformasi bisnis, pada 2013 PT Angkasa Pura ingin meningkatkan pendapatan non aeronoutical sebesar 25% dari total pendapatan, dan 60% pada 2020.
Salah satunya dengan cara mendirikan empat anak perusahaan, yakni Angkasa Pura Hotels, Angkasa Pura Property, Angkasa Pura Logistic, dan Angkasa Pura Supports.
Kita tunggu saja, bagaimana Bandara Internasional A Yani menyiapkan diri menuju kelas dunia lewat pengembangan dengan menyediakan beberapa fasilitas lengkap serupa kawasan sentra bisnis dalam suatu kota.
Lihat juga Megaproyek Bandara Ahmad Yani disini
ConversionConversion EmoticonEmoticon