Taman Srigunting merupakan landmark Kota Lama. Pada masa Belanda, Taman Srigunting berwujud parade plein yang dibangun untuk panggung parade yang kini menjadi ruang terbuka. Taman ini merupakan satu-satunya taman yang berada ditengah kota lama, Taman Srigunting terletak di Jalan Letjen Suprapto no. 32, kawasan Kota Lama, Semarang. Taman ini diapit oleh Gedung Marba di sebelah selatan, Gedung Jiwasraya di barat daya, Gereja Blenduk di sebelah barat dan Gedung Kerta Niaga di sebelah timur.
Pada jaman dahulu fungsi taman tersebut sebagai tempat latihan baris berbaris para serdadu Belanda. Di depan gereja Blenduk merupakan bangunan yang difungsikan sebagai balaikota (Gedung Jiwasraya). Konsep ini hampir sama dengan konsep pada kebudayaan Jawa. Yaitu kesatuan antara kraton sebagai pusat pemerintahan, alun – alun sebagai area terbuka, dan masjid sebagai pusat keagamaan.
Bentuk taman berupa persegi dengan masing-masing sisinya sepanjang 39 meter. Ruang taman membentuk jalur cross di pusat ruang, dengan lampu 4 tangan setinggi 12 m sebagai pusatnya. Axis taman bersifat tegas berupa jalur sirkulasi dari 4 sisi.
Taman Srigunting telah mengalami beberapa kali renovasi, di antaranya pada tahun 2001 dan tahun 2004. Pada tahun 2001, penataan Taman Srigunting dikembalikan pada fungsi rekreatif. Taman Srigunting telah diubah menjadi sebuah open space (ruang terbuka). Sebelumnya tempat tersebut adalah taman pasif. Setelah dilakukan penataan menjadi taman aktif, taman yang sebelumnya dibuat berbukit diratakan kembali.
Pada tahun 2004 Taman Srigunting mengalami perenovasian lagi. Pada perenovasian ini, dibangun jalan masuk pada masing-masing sisi, sehingga terdapat empat jalan masuk. Pada pertemuan jalan masuk itu berada di pusat atau tengah taman, didirikan satu tiang lampu penerangan yang bercabang empat. Pada sisi diagonal antarsudut pada taman itu dibangun plasa yang dapat digunakan masyarakat untuk bermain, berwisata atau kegiatan lain.
ConversionConversion EmoticonEmoticon