Ilustrasi SORR lingkar utara (skyscrapercity.com) |
SEMARANG - Pembangunan Semarang Outer Ring Road (jalur lingkar
Semarang) rencanannya akan dimulai dari titik utara. Jalur lingkar utara,
diprioritaskan karena dinilai bisa mengurai persoalan kemacetan di jalur utama,
khususnya wilayah Krapyak-Jrakah. Rencananya, jalur lingkar utara akan dimulai
dari arteri Kaliwungu (Kendal) hingga arteri Yos Sudarso (Semarang Utara).
Kepala Dinas Binamarga Kota Semarang, Iswar Aminnudin memperkirakan,
pembangunannya kira-kira butuh anggaran sekitar Rp 1 triliun. Dana sebesar itu
digunakan untuk merealisasikan pembangunan fisik jalur lingkar luar yang
menyisir pesisir pantai Kota Semarang itu. Menurutnya, anggaran pembangunan memang sangat besar, mengingat lokasi
pembangunannya di pesisir pantai dan menggunakan teknis pancang dengan metode
kaki seribu. “Konstruksinya yang mahal, apalagi kaki seribu,” kata Iswar. Iswar menyatakan, upaya mewujudkan pembangunan jalur lingkar Semarang
(utara, timur, selatan, barat) sudah dilakukan percepatan. Bahkan pemerintah
pusat telah mengapresiasi niatan pemkot tersebut. “Kami serius melakukan
pembangunan jalur lingkar luar ini. Keseriusan dimulai dari penyusunan FS
(Feasibility Study-red), DED (Detail Engineering Design-red), kemudian Amdal,
Larap juga sudah berjalan. Bahkan pembebasan lahan pun kami sudah mulai,”
terang Iswar. Hanya saja, lanjut Iswar, pemkot terkendala masalah pembiayaan. Oleh
karenanya pemkot terus pro aktif meminta bantuan anggaran pembangunan kepada
pemerintah pusat. “Langkah yang sudah kami lakukan tentu berkoordinasi dengan
pemerintah provinsi, kemudian secara bersama-sama ke Balai Besar di Surabaya.
Dan Alhamdulillah (pembangunan jalur lingkar utara-red) telah dimasukan dalam
rencana strategis (Renstra) pemerintah pusat. Akhirnya kami bisa memastikan
jalur lingkar tersebut sudah masuk dalam rencana strategis nasional. Tapi
pelaksanaannya tetap tak bisa dilaksanakan tahun ini,” imbuhnya.
Sebagai informasi, pembangunan Semarang Outer Ring Road (SORR) lingkar
utara dinilai banyak kalangan menjadi kebutuhan mendesak bagi Semarang. Wilayah
barat kota sangat membutuhan jalur alternatif guna mengurai kepadatan jalur
utama Semarang-Kendal (Jrakah-Krapyak-Kecamatan Tugu). Wachid Nurmiyanto, wakil
ketua Komisi C DPRD Kota Semarang beberapa waktu lalu mengatakan, kemacetan
parah di jalur Semarang- Kendal terjadi karena selama ini Semarang minim jalur
alternatif di wilayah barat. “Apalagi Jrakah-Krapyak merupakan jalur simpul dan
satu-satunya jalur di wilayah barat,’’ ujar Wachid. Tak ada jalur lain, apalagi jalur alternatif. Jika pun ada, sangat tidak
representatif untuk dilalui. Jika ada kecelakaan atau insiden di jalur itu,
sudah dipastikan akan terjadi kemacetan parah. Untuk itu, pemkot perlu bekerja
keras menambah jaringan jalan baru di wilayah barat. Pembangunan SORR lingkar
utara -menyisir pantai utara- harus diprioritaskan. Sementara untuk program
jangka pendek, pemkot harus bisa mengoptimalkan jalur kampung sebagai
alternatif. “Maksudnya, memperbaiki dan melebarkan jalur kampung sebagai jalur
alternatif bagi kendaraan kecil. Sehingga ada jalan lain untuk memecah
kepadatan lalu lintas di jalur utama Semarang-Kendal,” tegasnya.
Sumber : SORR Lingkar Utara Diprioritaskan