.

Pemerintah Kurang "Gokil" Menawarkan Semarang


SEMARANG, suaramerdeka.comPemerintah, yakni Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang mestinya harus memakai strategi pemasaran "jemput bola" untuk mempromosikan kepariwisataan Semarang, artinya tidak bisa mempromosikan secara konvensional, tapi harus datang dan menawarkan.
"Pemerintah juga masih kurang gokil dalam menjual ide-ide kreatif, bagaimana agar pendatang dari luar kota itu akan tertarik berkunjung ke kota Semarang," kata penggiat pariwisata Benk Mintosih, Selasa (5/6) di kantornya.
Ide-ide gokil menurut general manager Hotel Horision itu misalnya, masyarakat dan semuastakeholder harus bisa mengkondisikan acara yang sedang berlangsung. "Misalnya kalau tiba peringatan pendaratan Laksamana Cheng Ho, semua penggiat wisata, hotel, biro perjalanan, kuliner harus memakai beikun, yaitu topi khas prajurit Cheng Ho zaman dulu," kata Benk Mintosih.
Sehingga jika promosi ini smapai di luar kota Semarang, masyarakat akan tanya, "Lho ada apa dengan Semarang? Karena penasaran mereka pun lantas ingin datang ke Semarang," lanjut dia.
Terkait dengan promosi kota Semarang lewat hotel pun, di Semarang dengan banyaknya hotel berbintang, menurut Benk Mintosih hanya ada dua hotel yang menyediakan layanan antar jemput ke objek wisata dan kuliner. Di dua hotel itu pun selalu mempromosikan kota Semarang di lobi dan semua kamar-kamarnya.
Itu sebabnya, tidak heran jika dalam urusan kepariwistaan kota Semarang ternyata berada di urutan ke 13 nasional sebagai daerah yang dikunjungi para wisatawan baik lokal maupun wisatawan mancanegara.
Urutan lima besar nasional masih dipegang Bali, menyusul Solo, Bandung, Jogja dan Malang. "Kondisi Semarang ini yang pelu dicermati ada apa sebenarnya dengan pengelolaan pariwisata di kota ini" kata Benk Mintosih.  

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *