SEMARANG, suaramerdeka.com - Kemacetan menjadi momok baru bagi warga Kota Semarang. Tingginya jumlah kendaraan, serta belum terpenuhinya kebutuhan transportasi layak dan memadahi, menjadi salah satu sebab terjadinya kemacetan di wilayah ini.
Ada beberapa titik kemacetan terparah, di antaranya di mulut keluar-masuk tol Jatingaleh, pintu tol Krapyak. Sementara di sebelah timur, kepadatan arus kendaraan cukup tinggi membuat jalur Majapahit-Pedurungan kerap tersendat. Apalagi jika terjadi kasus kecelakaan di jalur-jalur vital, kemacetan panjang sudah pasti tak terelakkan.
Pemerintah Kota Semarang bekerja sama dengan pihak kepolisian telah berupaya mengatasi momok kemacetan ini. Di antaranya rekayasa lalu lintas, penempatan personil di titik rawan macet, serta berbagai upaya lain seperti perbaikan dan penambahan infrastruktur jalan.
"Tapi macet masih kerap terjadi. Khususnya di titik-titik persimpangan yang ramai. Hal ini tentu sangat tidak nyaman bagi pengendara," kata Sukardi, warga Pedurungan.
Belum lama ini, Djoko Setijowarno Pakar Transportasi Unika Soegijapranata menegaskan, untuk mengantisipasi masalah kemacetan dan kepadatan kendaraan di beberapa wilayah, pemerintah butuh alat transportasi massal.
"Yang dibutuhkan warga Jateng, bukanlah mobil murah, melainkan transportasi massal yang layak dan murah. Mobil murah hanya akan menambah kemacetan sebuah kota. Dengan adanya pelayanan transportasi yang baik, saya yakin dapat menekan kemacetan," katanya.
ConversionConversion EmoticonEmoticon