Kawasan Perbankan yang Kini Tak Terawat
Jalan Kepodang tahun 1910 |
KOTA Semarang sudah dikenal di seluruh dunia mulai abad ke-18, karena
menguasai perdagangan dunia. Kawasan pengendali perdagangan dunia itu justru
tidak di pusat kota seperti Jalan Pemuda, Jalan Gajahmada, Jalan Pandanaran
atau Jalan Pahlawan. Tetapi, justru di Kawasan Kota Lama, atau yang pernah dijuluki Little
Netherland. Sisa-sisa kejayaannya nyaris hilang karena sebagian gedung yang
dahulu menjadi pusat penjualan hasil bumi dan pusat transaksi keuangan itu
tidak terawat. Salah satu sisa kejayaan masa lalu yang kondisinya memprihatinkan adalah
pusat perbankan dan perusahaan besar zaman dahulu di Hogendorp Straat atau yang
kini berubah nama menjadi Jalan Kepodang. Dari pantauan Suara Merdeka, meski paving terlihat baru saja diganti,
drainase di kiri dan kanan jalan yang tak terlalu lebar itu tidak pula sekalian
dibangun kembali. Saluran air, dengan air comberan yang kotor menjadi
pemandangan setiap hari. Di perempatan jalan, tempat para penjual ayam petarung, juga banyak
tumpukan sampah, potongan kayu-kayu, bambu, plastik, dan sebagainya menumpuk.
Hal itu menyumbat saluran air. Padahal, di kawasan inilah pusat kegiatan yang
selalu ramai dari pagi hingga siang, di bawah teduhnya bangunan-bangunan lama
yang menjulang. Lengkap dengan warung gulai dan pedagang kaki lima, para
pedagang ayam petarung menjajakan dagangannya.
Dulu, Jalan Kepodang merupakan bekas sungai kering yang pernah ada di
kawasan Kota Lama Semarang. Banyak terdapat kantor-kantor besar milik
firma-firma yang terkenal waktu itu. Salah satunya ada Oei Tiong Ham Concern,
Handel Maatschappij, Kian Gwan, Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij,
Nederlansch Indische Bank. Van Ossenberch yang pernah menjadi gubernur kompeni Belanda di Semarang
dari 1761 sampai 1768, dalam memoarnya juga pernah menulis, Jalan Kepodang
awalnya adalah sebuah aliran sungai yang telah kering dan berbau busuk. Bekas
aliran sungai itu kemudian diuruk dan menjadi jalan. ”Kalau menjadi tempat berjualan ayam petarung sendiri belum lama. Dulu,
gedung-gedung di sepanjang Jalan Kepodang memang bank. Tetapi, sekarang tinggal
satu, itu pun bank-baru, Bank Mandiri ,” tutur Yuswanto (53) salah satu
pedagang ayam di Jalan Kepodang, kemarin.