SIANG itu matahari bersinar cukup terik. Jarum panjang jam menunjuk
angka enam, sedangkan yang pendek di antara sebelas dan dua belas. Panas
matahari membuat suasana menjadi gerah. Pada salah satu gang di Jl Pedamaran Kelurahan Kauman Kecamatan Semarang
Tengah terlihat sebuah kesibukan. Lalu lalang orang, kadang satu atau dua
sepeda motor, membuat gang yang sempit itu menjadi semakin padat. Gang yang memiliki nama asli Kampung Sedogan itu memang memiliki
kesibukan tersendiri setiap Senin-Sabtu, mulai pukul 09.00 sampai 17.00. Ya,
karena di gang selebar satu meter lebih itu menjadi tempat transaksi mainan
(dolanan) anak-anak dalam jumlah besar. Nama Kampung Sedogan memang tidak begitu dikenal. Masyarakat lebih sering
menyebut dengan Pedamaran jika ingin mencari mainan anak dengan harga yang jauh
lebih murah, dibandingkan toko besar atau swalayan.
Kampung Rajawali
Bahkan menurut penuturan beberapa warga sekitar, masyarakat sering juga
menyebut dengan ''Kampung Rajawali''. Kenapa? Ini tak lain karena di gang itu
ada sebuah toko grosir mainan ''Rajawali''. Tokonya cukup besar dan sudah
dikenal masyarakat luas, baik di Semarang, luar kota, maupun luar Jawa. Ada empat toko mainan yang saling berhadapan di gang sempit itu. Semuanya
dalam satu naungan toko Rajawali. Namun jenis barang yang dijual berlainan,
meski semuanya mainan. Tiga toko yang ada di sisi kiri jalan dari Pedamaran, masing-masing
menjual mainan anak jenis kasar, mobil balap tamiya berikut spare part-nya,
serta stiker dan poster untuk remaja. Adapun yang di sisi kanan, menjual mainan
yang lebih halus dan banyak menggunakan baterai untuk memainkannya. Mainan anak seperti kelereng, komik, rubbi, orang-orangan, poster tokoh
kartun, perhiasan imitasi, topeng-topengan, serta dekker tangan dan kepala,
bisa didapatkan di toko yang menjual mainan kasar. Mainan jenis ini biasanya
dibeli para pedagang eceran untuk dijual lagi di sekolah-sekolah. Harga mainan
tersebut bervariasi, dari Rp 50 sampai Rp 10.000. Bagi yang menginginkan mobil balap tamiya, bisa mendapatkan di toko
sebelahnya. Di toko tersebut juga tersedia aksesoris maupun spare part mainan
yang diminati anak-anak, remaja, sampai orang tua. Misalnya track (jalan),
dinamo, baterai, charger, dan lain-lain.
Sebelahnya lagi, ada toko yang menjual berbagai macam stiker gaul dan
poster remaja. Adapun persis di depan toko tersebut menyediakan mainan yang
tergolong halus dan banyak menggunakan baterai sebagai penggeraknya, misalnya
mobil-mobilan dan robot. Namun ada juga berbagai mainan yang tidak membutuhkan
baterai untuk memainkannya. Mainan di toko tersebut ada yang harganya di bawah
Rp 10.000. Namun ada yang seharga puluhan sampai ratusan ribu rupiah. Sebenarnya, toko-toko tersebut lebih banyak melayani pembeli dalam partai
besar. Para pembeli itu akan menjual lagi mainan tersebut secara eceran. Namun,
tak sedikit masyarakat yang nempil atau membeli secara eceran untuk
keperluan sendiri. Uniknya, toko-toko ini justru berada di gang yang sangat sempit. Namun
sempitnya gang dan panasnya matahari yang membuat gerah, ternyata tak
mengurungkan niat para pedagang eceran ataupun pembeli biasa mengunjunginya. Memang dari Jl Agus Salim, untuk menjangkau Kampung Sedogan lewat
Pedamaran tidaklah jauh, kurang lebih hanya 150 meter. Sementara untuk masuk ke
toko perlu berjalan sekitar 50 meter. Bagi yang membawa sepeda motor atau sepeda bisa memarkirnya mulai ujung
gang hingga mendekati toko. Namun hambatannya justru ketika melewati Jl
Pedamaran. Sohib, karyawan Rajawali yang dipercaya mengelola toko mainan kasar
menuturkan, pembeli di tempatnya tak hanya dari Semarang. Namun juga dari luar
kota, bahkan luar Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Para pembeli biasanya untuk kulakan setiap hari, sedangkan yang luar kota
1-3 hari sekali.