Bus BRT Trans Semarang |
GUBERNURAN – Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng)
mewujudkan angkutan aglomerasi di wilayah Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, dan
Purwodadi (Kedungsepur) menemui titik terang. Proyek pengadaan bus rapid
transit (BRT) Kedungsepur dengan anggaran senilai Rp 28 miliar tersebut
ditargetkan selesai pertengahan tahun 2015. ”Target kami ya secepatnya. Diperkirakan pertengahan 2015 sudah
beroperasi,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika
(Dinhubkominfo) Jateng Urip Sihabudin kepada Radar Semarang, kemarin. Urip menjelaskan, saat ini sedang dipersiapkan pengelolaan BRT lintas
kabupaten/kota tersebut. Jika bulan Januari dan Februari telah terbentuk
kelembagaan, maka dalam tiga bulan berikutnya pengadaan bus akan dilakukan.
Setelah itu baru memasuki proses persiapan. ”Sehingga bulan Juli atau Agustus
telah dapat beroperasi,” imbuhnya.
Ditambahkan, proyek tersebut rencananya dikelola PT Sarana Pembangunan
Jawa Tengah (SPJT) yang juga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov
Jateng. Saat ini, PT SPJT masih menyiapkan rencana bisnis bersama dengan pihak
operator yang terdiri atas Organda Kota Semarang dan Organda Kabupaten
Semarang. ”Dalam proyek ini, mereka minta untuk ikut dilibatkan sebagai
operator,” terang Urip. Untuk koridor Semarang–Bawen nantinya dilayani 40 bus, di mana 25 bus
dari Pemprov Jateng dan 15 bus dari pemerintah pusat. Pemprov Jateng sendiri
telah menganggarkan dari APBD Perubahan 2014 senilai Rp 15 miliar. Sedangkan
untuk operasional dan perawatan bus selama 2015, pemprov mengajukan lagi
anggaran Rp 10,4 miliar pada APBD 2015. Alokasi anggaran antara lain, diperuntukkan pengadaan 25 unit armada bus
senilai Rp 15 miliar, pembangunan halte Rp 4,6 miliar, dan biaya operasional
selama satu tahun Rp 7,4 miliar. ”Biro Keuangan dan Badan Perencana Pembangunan
Daerah (Bappeda) Jateng sudah menyetujui anggaran itu,” tandasnya.
Anggota Komisi D DPRD Jateng Abdul Aziz mengungkapkan rencana
pengembangan BRT Kedungsepur nantinya akan menjadi sarana angkutan terpadu
antarkabupaten/kota seperti di Jakarta. DKI Jakarta sendiri telah mengembangkan
angkutan terpadu dari dan menuju kota-kota di sekitarnya. Menurutnya
Dinhubkominfo Jateng telah mengajukan anggaran pembangunan shelter di 36 titik
wilayah Kedungsepur. ”Rencananya soal pengembangan angkutan aglomerasi ini akan
dibahas dalam rapat khusus agar bisa dibahas lebih detail. Sebab ini menyangkut
rencana yang besar,” katanya. Politisi PPP ini mengatakan untuk pengadaan bus menunggu tahun ini.
”Termasuk anggaran untuk subsidi agar tiket penumpang bisa dibeli dengan murah,
masih harus menunggu APBD 2015,” ujarnya.
ConversionConversion EmoticonEmoticon